Strategi Pemasaran untuk Mengambil Hati Pelanggan
Dalam berbisnis, pelanggan menjadi salah satu aset yang perlu diperhatikan keberadaannya. Tanpa adanya pelanggan, sebuah usaha atau bisnis tidak dapat berkembang dengan baik. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha yang harus gulung tikar dan menutup usahanya, karena gagal menemukan pelanggan. Tentu Anda tidak menginginkan keadaan tersebut terjadi pada bisnis Anda bukan?Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami sengaja menginformasikan apa saja yang perlu Anda perhatikan dalam strategi pemasaran untuk mengambil hati pelanggan.
DO (Yang Harus Anda Lakukan)
- Ciptakan kesan pertama yang menyenangkan
- Memberikan nilai lebih kepada para pelanggan
- Pandanglah pelanggan sebagai orang penting
- Berikan solusi bagi pelanggan Anda
- Jadilah teman bagi para pelanggan
DON’T (Jangan Pernah Anda Lakukan)
- Hindari perdebatan dengan pelanggan
- Membuat pelanggan harus menunggu
- Melayani pelanggan seperti mesin
- Menyamaratakan setiap pelanggan
- Mengesampingkan kepentingan pelanggan
Demikian tips pemasaran kali ini, mengingat pelanggan memegang peranan penting dalam kesuksesan bisnis Anda, sebaiknya berikan pelayanan yang terbaik bagi mereka. Karena sebenarnya memberikan pelayanan prima tidaklah sesulit yang Anda kira. Semoga informasi strategi pemasaran yang telah dibahas bersama, bisa membantu Anda dalam mengembangkan usaha. Selamat mencoba dan salam sukses
5 Sebab Bisnis Gagal
Gagal dalam berbisnis memang momok menakutkan. Sering dikatakan bahwa lebih dari separuh bisnis baru, gagal di tahun pertama. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Menurut Small Business Association (SBA), hanya sekitar 30 persen dari bisnis baru yang gagal di dua tahun pertama, 50 persen di tahun kelima, dan 66 persen selama 10 tahun pertama. Hanya 25 persen yang berhasil meneruskan bisnis hingga 15 tahun ke atas.Kita memang tidak bisa memprediksi sebuah bisnis akan berhasil atau gagal. Namun, kita bisa belajar dari kesalahan orang lain yang pernah mengalami kegagalan. Apa saja kesalahan mereka dalam berbisnis?
1. Tidak ada perencanaan.
Berkali-kali mendatangi seminar bisnis atau membaca profil pengusaha sukses seringkali membuat kita terdorong untuk segera memulai bisnis sendiri. Tak ada yang salah dengan semangat tersebut. Tapi hati-hati, menjalankan bisnis hanya bermodal semangat, salah-salah akan berujung pada kebangkrutan. Agar itu tidak terjadi, selalu dampingi semangat menggebu tersebut dengan perencanaan matang. Tentukan dulu visi, sasaran, dan arah bisnis yang akan Anda geluti. Termasuk menggali informasi lebih banyak tentang bisnis tersebut, bagaimana dan di mana membeli bahan bakunya, siapa saja yang akan menjadi konsumen, serta di mana dan bagaimana memasarkannya. Intinya, bila ingin usaha bertahan jangan memulai usaha sebelum Anda melakukan survei pasar.
2. Pemasaran yang lemah.
Di awal usaha, kita pasti tergoda untuk memproduksi sebanyak-banyaknya produk agar segera mencicip keuntungan berlipat. Tak salah memang, asal kita tahu bagaimana memasarkan produk tersebut. Jelilah memanfaatkan setiap celah untuk mempromosikan produk Anda. Tak perlu nekat memasang iklan di media massa bila modal Anda tak memungkinkan untuk itu. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk pada calon konsumen, seperti melalui media sosial atau mailing list. Tapi ingat, jangan melupakan netiket karena jika salah berpromosi, bukannya mendapatkan pembeli, promo produk Anda bisa dianggap spam.
3. Manajemen yang buruk.
Bukan berarti kita harus memiliki latar belakang manajemen atau akuntansi untuk menjadi pebisnis sukses. Kita bisa belajar membuat arsip dan catatan yang baik setiap transaksi yang terjadi. Tak ada salahnya juga bila Anda membuat catatan rinci seputar tahapan apa saja yang sudah dilakukan. Dengan pencatatan yang baik, kita bisa mengevaluasi, apakah bisnis yang sudah berjalan semakin dekat dengan keuntungan berlipat atau justru ancaman jurang kebangkrutan.
4. Pegawai tak terkendali.
Tak salah memang bila membayangkan bisnis yang akan Anda geluti mempekerjakan banyak pegawai. Tapi apakah Anda betul-betul membutuhkan pegawai di saat bisnis baru berjalan? Banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dengan menjalankan sendiri bisnisnya. Mereka baru merekrut pegawai ketika bisnis sudah berkembang. Jangan buru-buru merekrut pegawai bila belum membutuhkannya. Sebaiknya, rekrut pegawai hanya ketika bisnis sudah berkembang pesat dan Anda sudah merumuskan job description bagi calon pegawai Anda. Tak perlu dalam jumlah banyak, cukup rekrut sesuai yang Anda butuhkan. Pastikan juga bahwa orang yang direkrut memenuhi kriteria.
5. Terlalu cepat menarik uang.
Siapa yang tak tergiur melihat rekening di bank membengkak akibat keuntungan bisnis yang berlipat? Hati-hati, konon banyak pengusaha pemula yang akhirnya gulung tikar hanya karena tidak tahan untuk tidak menghabiskan uang hasil keuntungan tersebut. Pisahkan rekening pribadi dengan rekening usaha agar tidak tergoda untuk menghabiskannya. Sebaiknya manfaatkan keuntungan tersebut untuk mengembangkan dan melakukan ekspansi bisnis.
Sumber: kompas.com
Pentingkah Personal Brand ?
Bill Clinton dipersepsikan sebagai salah satu presiden paling sukses dalam sejarah memajukan ekonomi Amerika, Bill Gates adalah pendobrak bisnis IT. Di negara -negara maju, Personal Branding telah menjadi industri yang besar dan populer, salah satu bentuknya adalah Individual Coaching.Siapa saja yang membutuhkan Personal Branding? Selain Tokoh Politik, Pembicara Seminar, Atlet dan pelaku Entertainment yang terkenal di publik, orang-orang biasa termasuk para Profesional, Dokter, Arsitek juga perlu membangun Personal Branding masing-masing. Biasanya kita cenderung memilih profesional yang pernah dikenal namanya atau menurut persepsi kita punya kapabilitas dibanding yang tidak kita kenal sama sekali, sebut saja misalnya Arsitek Sony Sutanto, dr Naek L Tobing atau dr Boyke. Untuk orang biasa tentu saja Personal Branding dapat menjadikan seseorang terlihat lebih menonjol dibanding sekitarnya. Hal ini menjadi makin penting dalam situasi ketatnya persaingan di era sekarang.
Langkah paling sederhana membentuk Personal Branding tanpa bantuan coaching expert adalah menentukan objective, cari diferensiasi dan komunikasikan dengan efektif diri sendiri. Untuk mengidentifikasi brand pribadi, tanya apa yang membedakan kita? apa kelebihan kita? dan apa keunikan kita dibanding orang lain.
Salah seorang Branding Guru - Tom Peters menulis "Tanpa melihat umur, posisi, atau bisnis yang sedang kita geluti, kita semua perlu menyadari pentingnya branding. Kita adalah CEO dari perusahaan kita sendiri yaitu: “PT SAYA. “
Menjadi ‘Branded’ berarti telah membentuk persepsi orang lain tentang diri kita. Seperti halnya dalam aktifitas Branding yang lain, fokus dan konsisten menjadi kata kunci yang sangat penting. Fokus pada tujuan dan fokus hanya pada satu kekuatan pribadi (terlalu banyak akan sulit diingat orang lain) serta konsisten dalam komunikasi tentang citra yang ingin kita dapatkan.
Membangun citra membutuhkan waktu dan usaha yang serius, Personal Branding dapat dibangun jika orang tersebut memiliki pemikiran terbuka dan mau berubah. Semakin detail usaha yang dilakukan hasilnya akan semakin baik, Termasuk merubah cara mendengar, berbicara, berpakaian, body language dan sebagainya. Hal ini bisa dimulai dari mengamati orang lain, tokoh yang tepat untuk diasosiasikan.
Apakah semua orang bisa membentuk Personal Branding sendiri? Bisa saja, asal mampu jujur dalam mengenali kelemahan, keunggulan dan tujuan dirinya. Umumnya seseorang terlalu dekat melihat dirinya dengan kacamata sendiri sehingga tidak dapat melihat sisi lain dari perspektif berbeda. Pendapatnya terlalu subyektif atau tidak jujur. Orang boleh berpendapat apa saja tentang diri sendiri, tapi persepsi dari orang lainlah yang menentukan brand ‘SAYA’.
Personal Branding adalah merupakan kunci untuk membangun dan menghasilkan jutaan orang-orang yang profesional. Personal brand digunakan sebagai alat untuk membentuk pandangan orang lain kepada diri anda. Dalam buku The Branding Called You oleh Peter Montoya pada tahun 2009, bila personal branding digunakan dengan benar, dengan kreativitas, perencanaan, dan konsistensi, maka dapat dipastikan anda akan memiliki suatu merek pribadi yang dapat membantu anda melakukan tiga hal:
(1) Membangun nama dan memberikan gambaran kepribadian anda pada orang lain, dimana dari kedua hal tersebut akan memberikan gambaran yang memang dibutuhkan dari anda. (2) Memberikan ketertarikan dan penjelasan yang lebih jelas dan bisa menguntungkan klien. (3)Membantu Anda mempertahankan klien anda, bahkan ketika bisnis sedang berjalan lambat bagi orang lain.
Anda tidak akan bisa bersaing dalam kompetisi yang ada dan berharap klien mengetuk pintu dan membayar anda. Perlu suatu kelebihan yang lebih menonjol dalam persaingan. Sehingga personal brand digunakan bukan sebagai gambaran seunik apa anda, tetapi siapa anda? Fokuslah pada “siapakah diri anda?”, dan biarkan klien anda menilai dan melihat siapa anda. Itulah bagaimana personal brand memberikan kelebihan bagi anda di mata klien.
Banyak sekali bidang profesional seperti kontraktor, dokter, akuntan, personal trainer, motivator, arsitek, konsultan, dan lain-lain, dari setiap bidang akan memiliki banyak tenaga profesional dan semua itu akan menjadi pesaing anda dalam perebutan kepercayaan dan penilaian klien terhadap anda. Jika anda menguasai suatu bidang keahlian, maka anda perlu personal brand untuk membuatnya lebih kuat di bandingkan dengan yang lain.
Anda adalah bisnis anda. Klien tidak melihat anda karena bentuk bisnis anda dan sebagus apa kantor anda, tetapi karena sesuatu yang lebih menarik mereka dan membuat mereka percaya pada kemampuan dan keahlian anda, kemudian mereka akan memilih untuk bekerja dengan anda. Permasalahannya adalah dikarenakan personal branding merupakan siapa diri anda, dan anda adalah bisnis anda sendiri, maka semua tergantung bagaimana anda mengelola dan menghabiskan banyak waktu untuk membangunnya.
Beberapa hal penting terkait dengan personal brand adalah:
Personal brand is you
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam membangun personal branding adalah “Personal Brand is you”, sehingga yang terpenting adalah memberikan gambaran pada klien atau orang lain tentang dua hal yaitu:
- Siapa diri anda
- Apa kemampuan anda
Personal brand is promise
Personal branding akan dapat menimbulkan suatu bentuk harapan dalam pikiran orang lain tentang apa yang akan mereka dapatkan ketika mereka bekerja dengan Anda. Jika anda telah memiliki target pasar dalam personal branding, maka pasti akan ada promise yang anda berikan berdasarkan apa brand anda pada target pasar. Promise inilah yang harus anda penuhi pada target pasar agar mereka selalu ingin untuk bekerja bersama anda.
Personal brand is relationship
Personal brand adalah suatu hubungan yang dapat memberikan pengaruh pada klien atau prospek anda. Kemampuan dan penguasaan anda dalam suatu atribut akan mempengaruhi besarnya pengaruh yang bisa anda berikan pada mereka. Misalnya, jika ada teman baik anda mengatakan anda harus berhenti merokok karena hal ini dapat merusak kesehatan, tentu anda tidak akan mendengarnya. Berbeda jika seorang dokter spesialis yang mengatakannya langsung pada anda, maka anda akan menganggapnya hal ini merupakan masalah yang serius. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentu disebabkan oleh adanya kekuasaan dan keahlian dalam bidang kesehatan bagi seorang dokter spesialis dibandingkan dengan teman anda.
Jadi, Sepenting apakah Personal Barnding itu ?
Berbagai sumber
Kesabaran, Kunci Sukses dalam Membangun Bisnis
Anda pernah dengar kata-kata berikut ini?“Kunci dari segala hal adalah kesabaran. Anda bisa mendapatkan ayam dari mengerami telur, tidak memecahkannya.” Arnolg Glasgow
Sadar dan tidak sadar, kita tahu bahwa perilaku setiap manusia saat ini selalu menginginkan kepuasan yang sifatnya instan, melakukan penjualan yang tidak terlalu lama, membeli makanan dengan layanan yang cepat, mengirimkan barang dengan antaran super kilat atau menarik perhatian dan bernegosiasi hanya dalam waktu sepuluh menit. Kebanyakan dari kita menginginkan segala sesuatunya terjadi dengan super cepat.
Perkembangan teknologi seperti internet, telepon seluler, mesin faks, pager, dan sebagainya, “memaksa” kita dapat memperoleh berbagai informasi hampir bersamaan dengan waktu kejadiannya. Generasi orang tua kita “tempo doeloe” harus menunggu terbitnya harian pagi atau sore untuk mendapatkan secuil berita.
Bahkan, untuk membuka situs yang terlalu lama-pun, kebanyakan dari kita tidak akan mau untuk bersabar. Sepertinya kesabaran bukanlah nilai yang bagus pada millenium baru ini.
Tetapi dalam dunia bisnis, kesabaran masih dan akan selalu diperlukan. Kebanyakan entrepreneur berhasil yang kelihatannya “tiba-tiba sukses”, sering kita dengar bahwa sebenarnya dia memerlukan waktu beberapa tahun untuk mencapainya.
Kita bisa melihat, seorang dosen yang disebut “tiba-tiba sukses” dapat dipastikan memiliki pendidikan yang tinggi, sering melakukan riset, melanjutkan kuliah ke jenjang strata 2 dan sewaktu masih kuliah di S1, ia terus menerus mengerjakan tugas.
Hal serupa juga bisa terjadi kepada seorang atlet sepakbola ternama misalnya. Apa yang kita tidak tahu adalah tahun dimana waktunya dia habiskan untuk berlatih, mengikuti liga-liga kampung tanpa bayaran serta makan “nasi sayur bayem tahu krupuk” demi mengirit tetapi tetap bersemangat.
Jadi, benarlah apa yang dikatakan Arnolg Glasgow bahwa “kunci dari segala hal adalah kesabaran”. Dan berita buruknya, hal tersebut juga berlaku di dunia bisnis. Pasti dan akan selalu terus seperti itu. Tapi, hanya itulah modal utama dan kunci sukses bisnis anda.
Dan ingatlah selalu, “…Anda bisa mendapatkan ayam dari mengerami telur, bukan dengan mengambil palu godam untuk memecahkannya…”, walaupun anda selalu dan selalu ingin melakukan hal tersebut
Merencanakan Arus Kas Bisnis Eceran
Anda sudah berusaha keras dan sungguh-sungguh, namun bisnis eceran (retail) Anda tak kunjung sukses. Salah satu akar perkaranya—yang sering terjadi—ada pada ketidakpedulian Anda pada arus kas (cash flow) usaha Anda.
Tanda-tandanya begini. Transaksi di toko memang berjalan lancar. Tapi
nyatanya tidak ada uang yang segera mengisi kas Anda. Piutang pun
banyak. Namun tidak kunjung dibayar. Yang Anda ketahui kemudian—yang
bisanya sudah terlambat—kas bisnis Anda kas kosong melompong. Lalu, Anda
merasakan dunia seakan-akan gelap gulita.
Karena itu, janganlah sepelekan arus kas. Akibatnya bisa sangat serius. Para supplier (pemasok) akan ogah-ogahan mengisi
barang-barangnya di toko Anda karena Anda hanya bisanya janji
melulu—besok, besok dan besok. Para karyawan Anda pun akan anjlok
semangat kerjanya karena Anda selalu telat membayar gaji mereka. Kas
yang kering akan memacetkan kegiatan operasional bisnisretail Anda.
Usahakan hal itu tidak terjadi pada bisnis Anda. Sadarilah betapa
pentingnya mengelola arus kas. Penting, karena Anda menjadi lebih
leluasa mengambil keputusan—misalnya, kapan Anda harus meminjam uang
untuk menambah modal, dan kapan pula Anda menyisihkan sebagian
keuntungan untuk investasi.
Mari kita telaah persoalan ini lebih detil.
Kas merupakan komponen vital pada sebuah organisasi atau perusahaan.
Melalui kas, dana mengalir masuk, menjadi sumberdaya perusahaan Anda,
dan dana yang mengalir keluar sebagai biaya-biaya. Aliran dana masuk
tidaklah selalu seirama dengan aliran dana keluar. Oleh karena itulah
pengaturan arus kas menjadi pekerjaan yang sepatutnya Anda perhatian
lebih serius.
Ada tiga kegiatan dalam pelaporan arus kas. Pertama, kegiatan operasional (operating activities). Yakni
seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasional perusahaan Anda dan
tercantum dalam laporan ikhtisar rugi-laba. Contohnya, uang kas masuk (cash inflows) dari penjualan, uang kas keluar (cash outflows) untuk membayar gaji karyawan dan tagihan listrik, dll.
Kedua, kegiatan investasi (investing activities). Yakni
seluruh aktivitas yang berkaitan dengan investasi perusahaan Anda, baik
internal maupun eksternal. Contoh: uang kas masuk dari penjualan aktiva
(aset), uang kas keluar untuk membeli sepeda motor atau ruko.
Ketiga, kegiatan keuangan (financing activities). Yakni
seluruh aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan aspek perusahaan
(sumber dana) berupa utang jangka panjang dan modal. Contoh: uang kas
masuk dari setoran modal atau pinjaman, uang kas keluar untuk pembayaran
utang atau pembagian deviden.
Penentu utama dalam perencanaan arus kas adalah memetakan keadaan
keuangan atau dana perusahaan Anda. Kemudian tentukan dana
tersebut—apakah akan dialokasikan atau diinvestasikan.
Kebijakan manajeman sangat berpengaruh pada kesehatan arus kas perusahan
Anda. Agar tak salah menentukan kebijakan, hendaknya laporan arus kas
dijadikan rujukan dalam menentukan kebijakan yang akan Anda ambil.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan antara lain:
1. Operating Cash Flow (OSF) harus
positif. Jika negatif, berarti ada yang salah dalam OSF bisnis usaha
Anda, akibat beban lebih besar dibandingkan dengan pendapatan, sehingga
profit berkurang.
Apa tindakan Anda bila arus kas perusahaan Anda negatif? Berikut beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan:
- Cek biaya-biaya yang timbul—apakah sudah efisien?
- Cek inventory (persediaan)—pastikan jangan banyak yang menumpuk di gudang; lakukan retur bila memungkinkan untuk barang-barang yang tidak laku terjual.
- Mintalah jatuh tempo pembayaran yang lebih panjang ke pemasok Anda; atau carilah pemasok baru yang dapat memberikan jatuh tempo lebih panjang.
- Sesuaikan harga jual barang atau tingkatkan penjualan.
2. OCF harus sama atau lebih besar daripada laba. Jika tidak, artinya uang Anda banyak yang nyangkut di piutang. Bila arus kas Anda lebih kecil daripada laba, apakah tindakan Anda?
- Perpendeklah jatuh tempo pembayaran piutang agar menjadi kas, atau
- Terapkan kebijakan tidak menerima penjualan secara kredit, alias pembayaran harus tunai
3. OCF harus lebih besar daripada Investing Cash Flow.
Jika keadaannya tidak seperti itu, artinya Anda lagi banyak utang alias
pinjaman yang Anda peroleh digunakan untuk membeli aset tetap.
Apa tindakan yang sebaiknya Anda lakukan?
- Jual aset yang tidak produktif.
4. Tren OCF harus naik dari tahun ke tahun. Berkembang atau tidaknya
usaha Anda dapat dilihat dari aspek ini. Bila hal itu tidak terjadi,
Anda disarankan mulai merintis usaha yang lain.
Dengan melihat tren OCF pula Anda dapat menentukan langkah—apakah
perusahaan Anda layak dilanjutkan, atau sebaiknya Anda putar haluan saja
alias membuka usaha baru. Lainnya, apakah Anda harus mengambil utang
jangka panjang untuk mengembangkan usaha (membeli ruko baru, misalnya)
dengan catatan, OCF harus lebih besar daripada Financing Cash Flow. Kecuali perusahaan Anda baru berdiri.
Beberapa tips berikut dapat Anda coba terapkan:
- Hendaknya Anda tidak membeli secara kontan dari pemasok, karena tambahan barang dagangan dapat Anda penuhi dari barang titipan melalui sistem konsinyasi.
- Carilah pemasok yang bersedia menetapkan waktu jatuh tempo pembayaran lebih lama, sehingga Anda punya waktu lebih longgar untuk menagih piutang dagang dan tidak mengharuskan Anda mencari pinjaman dana jangka pendek.
- Mintalah kepada pemasok memberi pengurangan jumlah utang dagang Anda bila Anda membayar utang itu sebelum jatuh tempo.
- Jangan menimbun barang sediaan terlalu banyak dan lama di gudang, karena hal ini akan menambah ongkos simpan barang yang pada gilirannya akan menguras dana pada kas Anda akibat lebih banyak dana yang keluar untuk pengadaan inventory.
- Bila dana kas cukup, pikirkanlah untuk memperluas usaha dengan mengalihkan dana ke investasi.
- Cek kembali biaya-biaya operasional—apakah sudah efisien ataukah malah Anda boros.
Kesimpulannya, merencanakan arus kas ibarat mengendarai mobil: Anda harus tahu kapan ngegas, kapan ngerem, dan kapan pula semestinya berbelok, sementara instrumen pada dashboard mobil
mirip rambu pengambilan keputusan. Apabila Anda dapat mengontrol dan
mengendalikan kendaraan Anda dengan baik dan benar, risiko celaka akan
berkurang. Demikian pula pada arus kas perusahaan Anda—semakin baik Anda
mengontrol dan mengendalikannya, semakin baik kondisi keuangan
perusahaan Anda.
Oleh: Hariawan Bayu Asmoro, SE*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar